#bukarahasiaads {margin:1px;padding:1px;text-align:center} #bukarahasiaads img {margin:1px 1px;text-align:center;-webkit-border-radius: 5px;-moz-border-radius: 5px;border-radius: 5px;-webkit-box-shadow: 1px 2px 1px #ccc;-moz-box-shadow: 1px 2px 1px #ccc;box-shadow: 1px 2px 1px #ccc;} #bukarahasiaads img:hover {-moz-opacity: 0.7;opacity: 0.7;filter:alpha(opacity=70);}

Rabu, 10 Desember 2014

Tehnik Silvikultur tanaman jati (Tectona grandis)

1.      Metode permudaan
Permudaan tanaman jati dapat melalui dua cara, yaitu:
a.       Permudaan alam
Permudaaan alam adalah suatu proses peremajaan kembali dari suatu tegakan hutan yang terjadi secara alami.
b.      Permudaan buatan
Permudaan buatan adalah suatu proses peremajaan kembali dari suatu tegakan yang dilakukan oleh manusia. Permudaan buatan umumnya dilakukan pada areal-areal bekas tebang habis, tempat penimbunan kayu, atau pada areal hutan yang tidak produktif dengan tujuan  utamanya terdiri dari tujuan ekologi dan ekonomi.
Metode permudaan buatan tanaman jati dilakukann dengan melakukan pembibitan, dimulai dari mengecambahkan benih jati dengan memberikan beberapa perlakuan hingga anakan siap untuk ditanam di lapangan.

2.      Persiapan tempat tumbuh
Sebelum dipindahkan ke tempat tumbuh, perlu dilakukan persiapan tempat tumbuh jati dengan memperhatikan kualitas tempat tumbuh. Kualitas tempat tumbuh adalah ukuran tingkat kesuburan tanah dan keadaan lingkungan yang berhubungan erat dengan produktivitas kayu yang dapat dihasilkan.
Pohon jati bisa tumbuh di tempat dengan curah hujan 1.500 - 2.000 mm/tahun serta suhu 27 – 36 c baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Area yang sangat baik untuk perkembangan jati ialah tanah dengan pH 4,5 – 7 serta tidak di banjiri dengan air.

3.      Tehnik penanaman
Tehnik penanaman jati adalah sebagai berikut.
  1. Pembukaan lahan, untuk mempermudah penanaman bersihkan lahan, penyemprotan alang-alang dengan roundup serta tentukan titik tanam dengan cara pembuatan ajir bambu. Ukuran jarak 3 m x 3 m per hektar dapat ditanam + 1.200 bibit jati dengan lubang tanam yang berukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm.
  2. Untuk menanam jati diperlukan jarak tanam antara 2 sampai 3 meter. Dalam 1 ha bisa ditanam sebanyak 900 - 1.100 pohon.
  3. Pengadukan, pemetakan pupuk kandang dan pupuk sintetis (Urea, Sp-36, Kcl, & dolomite). Tanah bekas galian dicampurkan dengan  5 kg pupuk kandang yang sudah matang, 100 gram kapur tani atau kapur dolomite, 200 gram NPK 16 : 16 :16 .
  4. setelah digali dan di aduk rata lubang galian sebaiknya di diamkan selama + seminggu lakukan penyemprotan lubang tanam dengan Culakron/Decis/ Puradan Cair.
  5. Setelah dilepas dari polybag bibit jati siap ditanam ke dalam lubang yang telah disediakan, selanjutnya ditimbun dengan bekas tanah galian yang telah dicampur pupuk kompos.
  6. Menanam bibit jati sebaiknya ditanam sebatas batang yang sudah tua/keras sehingga batang bibit jati tidak mudah busuk.
  7. Hama yang menyerang pada daun dapat di atasi dengan insektisida, paraffin bisa digunakan untuk mengatasi inger – inger, oleng – oleng yang melubangi batang pohon, meni kayu serta semprotkan insektisida.
  8. Pemupukan ke-2 dengan pupuk sintetis (Urea, Sp-36, Kcl) usia 60 hari setelah tanam, untuk pemupukan ke-2 setelah 90 hari penanaman.
  9. Pemupukan dapat diulangi setiap 3 bulan dengan pupuk NPK 16 : 16 :16 sebanyak 100 – 150 gram/pohon atau disesuaikan dengan kebutuhan tergantung dari tingkat kesuburan tanah.
  10. Penanaman yang rapat dapat membantu tanaman jati tahan terhadap angin besar/badai dan tumbuh cepat keatas dengan sedikit cabang, setelah umur 6 – 7 tahun bisa dilakukan sistem penjarangan.
  11. Penanaman diwaktu musim hujan dapat mempermudah penyiraman, pada saat musim kemarau bisa dilakukan sistem irigasi dengan cara pembuatan parit.
  12. Hindari genangan air disekitar batang bibit jati Sambo yang bisa mengakibatkan kebusukan pada batang sehingga bibit tidak bisa tumbuh, apabila bibit layu pada tunas tetapi batang masih segar lakukan pemotongan pada batang (stump) sehingga akan tumbuh kembali tunas baru.
  13. Lakukan pemangkasan pada cabang yang tumbuh pada mata tunas untuk mendapatkan batang pohon yang tegak lurus.

4.      Tehnik pemeliharaan
Jati  adalah  tanaman yang tahan bantingan, dengan kondisi tanah yang keringpun mereka mampu bertahan, tanaman ini tidak memerlukan penanganan khusus.
Berikut adalah tehnik pemeliharaan tanaman jati.
  1. Perhatian pada pertumbuhannya hanya dibutuhkan pada 2 - 3 tahun pertama, dengan memberinya pupuk setiap 4 atau 6 bulan sekali. Bila dirasa pohon telah kokoh tanaman ini dapat dibiarkan tumbuh sendiri.
  2. Sejak ditanam sampai tahun ketiga selain pemberian pupuk pemotongan dahan-dahan yang tidak diperlukanpun sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil batang tanaman jati yang lurus dan tidak banyak bercabang. Dengan pisau yang tajam batang yang tidak diperlukan dipotong dan bekas luka potongannya diberi ter/aspal cair atau cairan anti termite (bisa dibeli ditoko bangunan)  agar bekas potongan tersebut tidak dimasuki hama penggerek yang bisa membuat pohon keropos didalamnya. Apapun bentuk luka yang ada disarankan ditutup oleh cairan tersebut.
  3. Penjarangan pohon ; Dilakukan setalah jati berusia 5 dan 7 tahun. Artinya pada usia tersebut sebagian jati ditebang kira-kira sejumlah 20% (di tahun kelima) dan 10 % (ditahun ke tujuh), dengan maksud agar jarak pohon bisa semakin lebar dan pohon bisa mendapat mendapatkan sinar matahari dengan baik.
  4. Beri nomor  urut pada jati-jati yang ditanam tersebut agar jumlah tanaman bisa dengan mudah dikontrol saat melakukan inspeksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar