#bukarahasiaads {margin:1px;padding:1px;text-align:center} #bukarahasiaads img {margin:1px 1px;text-align:center;-webkit-border-radius: 5px;-moz-border-radius: 5px;border-radius: 5px;-webkit-box-shadow: 1px 2px 1px #ccc;-moz-box-shadow: 1px 2px 1px #ccc;box-shadow: 1px 2px 1px #ccc;} #bukarahasiaads img:hover {-moz-opacity: 0.7;opacity: 0.7;filter:alpha(opacity=70);}

Jumat, 19 Desember 2014

TENTANG KELOR || Deskripsi || Pemanfaatan || Khasiat || Nilai Ekonomi

Kelor (Moringa oleifera Lam) merupakan tanaman perdu yang tinggi pohonnya dapat mencapai 10 meter, tumbuh subur mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 700 m di atas permukaan laut dan dapat tumbuh dengan baik pada berbagai jenis tanah kecuali tanah berlempung berat dan menyukai pH tanah netral sampai sedikit asam.
Tanaman yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat ini selain berfungsi sebagai pagar hidup di pekarangan dan kebun juga merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak di konsumsi rumah tangga tani.  Diberbagai belahan dunia seperti di Afrika; Etiopia, Sudan, Somalia, Kenya dan juga di Arab Saudi dan Israel kelor juga dipergunakan sebagai tanaman pionir karena tahan kekeringan dan juga dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Pemberian daun kelor pada sapi dilaporkan dapat meningkatkan pertambahan berat badan.
Di Indonesia sendiri, pemanfaatan kelor oleh masyarakat hanya  terbatas pada bahan konsumsi dengan mengolah daun dan buah muda menjadi sayur, dan obat-obatan pada masyarakat tradisional tertentu, sementara sebagian lainnya hanya menggunakannya untuk upacara ritual. Hal ini dikarenakan masih kurangya pengetahuan masyarakat tentang manfaat kelor.

PEMBAHASAN
Kelor atau marungga (Moringa oleifera L) adalah tanaman dari suku Moringaceae. Beberapa sumber mengatakan tanaman ini berasal dari kaki pegunungan Himalaya bagian Selatan di India Utara. Dewasa ini tanaman ini telah menyebar ke  seluruh India, Sri lanka, Afrika, Indonesia, Malaysia, Filipina, Mexico, serta Amerika Tengah dan Selatan.

Deskripsi Kelor
Kelor merupakan tumbuhan dengan batang berkayu, tegak, berwarna putih bernoda, kulit tipis, permukaan kasar; arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling, helai daun saat muda berwarna hijau muda. Buah berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20 - 60 cm; buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat - berwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 - 18 bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak.

Klasifikasi Kelor
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Class                : Magnoliopsida
Ordo                : Brassicales
Famili              : Moringaceae
Genus              : Moringa
Spesies            : Moringa oleifera L.
            Nama umum kelor yang biasanya digunakan antara lain:
Indonesia        : Kelor, limaran (Jawa)
Inggris             : Moringa, ben-oil tree, clarifier tree, drumstick tree
Melayu            : kalor, merunggai, sajina
Vietnam          : Chùm ngây
Thailand          : ma-rum
Pilipina            : Malunggay
    
           
Tanaman ini dapat tumbuh sampai tinggi 7—11 meter. Daun kelor berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai, dapat dibuat sayur atau obat. Bunganya berwarna putih kekuning-kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau; bunga ini keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang yang disebut kelentang (drumstick), juga dapat disayur.
Perbanyakan keelor dapat dilakukan secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah atau ladang.

Pemanfaatan Kelor
Penelitian terhadap manfaat tanaman mulai dari daun, kulit batang, buah sampai bijinya, sejak awal tahun 1980-an telah dimulai. Ada sebuah laporan hasil penelitian, kajian dan pengembangan terkait dengan pemanfaatan tanaman kelor untuk penghijauan serta penahan penggurunan di Etiopia, Somalia, dan Kenya oleh tim Jerman, di dalam berkala Institute for Scientific Cooperation, Tubingen, 1993. Laporan tersebut dikhususkan terhadap kawasan yang termasuk Etiopia, Somalia, dan Sudan, karena sejak lama sudah menjadi tradisi penduduknya untuk menanam pohon kelor, mengingat pohon tersebut dapat menjadi bagian di dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan sayuran, bahan baku obat-obatan, juga untuk diperdagangkan. Di kawasan Arba Minch dan Konso, pohon kelor justru digunakan sebagai tanaman untuk penahan longsor, konservasi tanah, dan terasering. Sehingga pada musim hujan walau dalam jumlah yang paling minimal, jatuhan air hujan akan dapat ditahan oleh sistem akar kelor, dan pada musim kemarau “tabungan” air sekitar akar kelor akan menjadi sumber air bagi tanaman lain. Selain itu, sistem perakaran kelor yang cukup rapatdapat meminimalisir terjadinya bencana longsor.
Periset dari Anna Technology University, Tamilnadu, India, C Senthil Kumar, membuktikan bahwa daun kelor berkhasiat sebagai hepatoprotektor atau pelindung hati. Menurut dokter sekaligus herbalis di Yogyakarta, dr Sidi Aritjahja, kelor mengandung antioksidan yang sangat tinggi dan sangat bagus untuk penyakit yang berhubungan dengan masalah pencernaan, misalnya luka usus dan luka lambung. Bagian apa pun yang dipakai aman asal memperhatikan caranya
Menurut Dr. Paulus Wahyudi Halim di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, kelor memiliki energi dingin. Herbal seperti itu cocok untuk mengatasi penyakit dengan energi panas atau kelebihan energi seperti radang atau kanker.

Khasiat Daun Kelor
Sanat di sayangkan pemanfaatan daun kelor sebagai sumber protein belum banyak terapkan di Indonesia. "Hanya beberapa daerah Indonesia Timur saja yang telah menggunakan daun kelor sebagai sayur bening. Sementara sebagian penduduk di Indonesia hanya menggunakan daun kelor untuk hal-hal yang bersifat mistik.
Oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO, bayi dan anak-anak pada masa pertumbuhan dianjurkan mengkonsumsi daun kelor. Perbandingan gram, daun kelor mengandung 7 x vitamin C pada jeruk 4 x calcium pada susu 4 x vitamin A pada wortel 2 x protein pada susu 3 x potasium pada pisang
Organisasi ini juga menobatkan kelor sebagai pohon ajaib setelah melakukan studi dan menemukan bahwa tumbuhan ini berjasa sebagai penambah kesehatan berharga murah selama 40 tahun ini di negara-negara termiskin di dunia. National Institute of Health (NIH) pada 21 Maret 2008 mengatakan bahwa pohon kelor telah digunakan sebagai obat oleh berbagai kelompok etnis asli untuk mencegah atau mengobati lebih dari 300 jenis penyakit. Tradisi pengobatan ayurveda India kuno menunjukkan bahwa 300 jenis penyakit dapat diobati dengan daun Moringa oleifera.
Manfaat utama daun kelor adalah:
1.        Meningkatkan ketahanan alamiah tubuh
2.        Menyegarkan mata dan otak
3.        Meningkatkan metabolisme tubuh
4.        Meningkatkan stuktur sel tubuh
5.        Meningkatkan serum kolesterol alamiah
6.        Mengurangi kerutan dan garis-garis pada kulit
7.        Meningkatkan fungsi normal hati dan ginjal
8.        Memperindah kulit
9.        Meningkatkan energi
10.    Memudahkan pencernaan
11.    Antioksidan
12.    Memelihara sistem imunitas tubuh
13.    Meningkatkan sistem sirkulasi yang menyehatkan
14.    Bersifat anti-peradangan
15.    Memberi perasaan sehat secara menyeluruh
16.    Mendukung kadar gula normal tubuh



Dari hasil analisa kandungan nutrisi dapat diketahui bahwa daun kelor memiliki potensi yang sangat baik untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Dengan mengonsumsi daun kelor maka keseimbangan nutrisi dalam tubuh akan terpenuhi sehingga orang yang mengonsumsi daun kelor akan terbantu untuk meningkatkan energi dan ketahanan tubuhnya. Selain itu, daun kelor juga berkhasiat untuk mengatasi berbagai keluhan yang diakibatkan karena kekurangan vitamin dan mineral seperti kekurangan vitamin A (gangguan penglihatan), kekurangan Choline (penumpukan lemak pada liver), kekurangan vitamin B1 (beri-beri), kekurangan vitamin B2 (kulit kering dan pecah-pecah), kekurangan vitamin B3 (dermatitis), kekurangan vitamin C (pendarahan gusi), kekurangan kalsium (osteoporosis), kekurangan zat besi (anemia), kekurangan protein (rambut pecah-pecah dan gangguan pertumbuhan pada anak).
Tidak hanya daun, bunga, buah, kulit batang dan akar kelor juga memiliki beberapa khasiat, diantaranya:
1.    Bunga
Antimikroba, antibakteri, infeksi, flu, cacingan, sariawan, radang tenggorokan, antitumor, rematik, gangguan saraf, sumber nutrisi dan tonik.
2.    Biji Kelor
Antimikroba, antibakteri, mengobati kutil, penyakit kulit ringan, penjernih air, anti tumor, sariawan, demam, rematik, meningkatkan kekebalan tubuh, sumber nutrisi dan tonik.
3.    Kulit Batang
Mengatasi karang gigi, ganggugan pencernaan, flu, sariawan, antitumor, rematik, detoksifikasi, penetralisasi racun ular dan kalajengking, dll.
4.    Akar
Antimikroba, karang gigi, flu, demam, asma, penguat jantung, rematik, bengkak kaki (edema), epilepsi, sakit kepala, menjaga kesehatan organ reproduksi, penyegar kulit, mengobati penyakit ginjal dan pembesaran hati.

Nilai Ekonomi Kelor
Kelor merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak di konsumsi rumah tangga tani.  Diberbagai belahan dunia seperti di Afrika, Etiopia, Sudan, Somalia, Kenya dan juga di Arab Saudi dan Israel kelor juga dipergunakan sebagai tanaman pionir karena tahan kekeringan dan juga dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Pemberian daun kelor pada sapi dilaporkan dapat meningkatkan pertambahan berat badan.
Daun kelor dan buah kelor sebenarnya mempunyai nilai ekonomis karena sebagian petani dapat menjual daun dan buah mudanya kepasar. Namun budidaya kelor belum banyak dikembangkan dan dipelajari untuk dapat menghasilkan produksi yang optimal dengan kualitas yang baik.Terbukti jika tanaman ini memiliki nilai ekonomis serta diminati oleh macanegara untuk bidang kesehatan dan juga dapat berguna untuk bahan dasar obat-obatan. Jika dapat dikelola dengan baik tentu dapat menjadi salah satu alternatif dalam membuka lapangan pekerjaan yang akan menyerap banyak tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat daerah. Semakin beragamnya lapangan pekerjaan yang ada akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, dan tentunya dapat meningkatkan daya beli masyarakat.

Referensi:
http://news.okezone.com/read/2013/04/23/373/796026/wow-daun-kelor-ternyata-kaya-nutrisi/large

http://id.wikipedia.org/wiki/Kelor


Tidak ada komentar:

Posting Komentar