Dewasa ini hasil hutan bukan kayu
(HHBK) dinilai semakin penting setelah semakin menurunnya produktivitas kayu dari hutan alam. Hasil hutan bukan kayu itu
sendiri adalah bahan-bahan atau komoditi yang
diperoleh dari hutan dan tidak
berupa kayu (diperoleh tanpa harus menebang pohon). Menurut keputusan
menteri kehutanan dan perkebunan nomor: 310/Kpts-II/1999 tentang pedoman pemberian
hak pemungutan hasil huta, HHBK adalah segala sesuatu yang bersifat material
(bukan kayu) yang dapat dimanfaatkan dari keberadaan hutan, seperti rotan,
getah-getahan, sagu dll.
Beberapa contoh hasil hutan bukan kayu adalah:
1. Madu
Madu adalah cairan yang menyerupai
sirup, madu lebih kental dan berasa manis, dihasilkan oleh lebah dan serangga lainnya dari nektar bunga.
Di Indonesia madu dihasilkan dari beberapa jenis lebah madu diantaranya: Apis andreniyormis, Apis dorsata dorsata, Apis dorsata binghami,
Apis cerana, Apis koschevnikovi, Apis
nigrocicta, Apis mellifera.
Kegunaan:
Sepanjang
sejarah madu telah lama digunakan manusia untuk mengobati berbagai
jenis penyakit, seperti: pengobatan luka pada penderita diabetes dimana pasien tidak bisa menggunakan antibiotik, sebagai antioksidan,
mengobati sakit tenggorokan dan batuk, mengurangi bau badan, bengkak dan masih
banyak lagi laiinya.
2. Minyak Kayu
Putih
Nama lain dari minyak kayu putih adalah oil of cayeput, cayeput oil. Minyak kayu putih dihasilkan dari rangting daun Melaleuca leucadendron Linn Atau Melalleuca
minor Smith,
termasuk famili Myrtaceae.
Pengambilan daun dapat dilakukan sepanjang tahun tanpa musim, umumnya diambil
daun yang agak tua, paling sedikit berumur 6 bulan dengan jalan memotong cabang
dan rantingnya.
Kegunaan :
Untuk obat gosok maupun obat diminum, mengurangi
kejang sakit kepala, sakit gigi, reumatik, sakit dada, bengkak, luka iris, luka
bakar, sakit otot, sebagai bahan insektisida dan perfumeri.
3. Damar
Merupakan getah yang dihasilkan oleh pohon yang
termasuk famili Dipterocarpaceae. Dalam perdagangan dikenal jenis-jenis damar
yaitu Damar Mata Kucing, Damar Merah dan Damar Hitam. Pemungutan masih
dilakukan secara sederhana dan tradisional yaitu dengan penyadapan kulit
batang, getahnya dibiarkan selama sampai 3 bulan.
Kegunaan :
Untuk bahan baku korek api, plastik, plester,
vernis, lak dan sebagainya. Larutannya dalam chloroform dapat dipakai untuk
mengawetkan binatang dan tumbuhan.
4. Minyak
Jarak
Minyak jarak dihasilkan dari hasil pengempaan
biji jarak (Ricinus communis Linn) termasuk famili Euphorbiaceae. Nama lain dari minyak jarak adalah castor oil, kastrol, ricinus oil.
Kegunaan :
Dalam industri digunakan sebagai bahan sabun
khusus, tekstil, karet, bahan pelumas pengawet kulit, isolasi listrik,
kosmetik, plastik dan obat-obatan terutama sebagai obat kuras perut, juga
digunakan sebagai cairan hindrolik.
5. Sarang
burung walet
Burung walet merupakan burung yang hidup di daerah yang beriklim tropis
lembab, dan merupakan burung pemakan serangga yang suka tinggal di dalam
gua-gua dan rumah-rumah yang cukup lembab, remang-remang dan sampai gelap dan
menggunakan langit-langitnya untuk membangun sarang dan berkembang biak.
Kegunaan:
sarang walet
punya banyak keampuhan, antara lain menjaga kesegaran tubuh, meningkatkan
vitalitas, obat awet muda, memelihara kecantikan dan menghambat kanker.
Salah satu
senyawa turunan sarang walet
azitothymidine telah diteliti dapat melawan AIDS. Istimewanya lagi,
sarang walet merupakan ‘sumber asam amino’ yang lengkap. Tercatat sekitar 17
asam amino esensial, semi esensial dan non-esensial yang dimiliki. Salah
satunya kini dikembangkan oleh peneliti-peneliti di barat sebagai pelawan stroke dan kanker. Mineral-mineral
sarang walet tak kalah manjurnya untuk
mendukung aktivitas tubuh.
Selain beberapa
contoh diatas, masih banyak lagi jenis-jenis hasil hutan bukan kayu lainnya
seperti; hewan buruan, kacang - kacangan, jamur, tanaman obat, rempah-rempah, pakan hewan ternak, dsb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar